Selasa, 04 Maret 2014

persyaratan beasiswa 2014



Beasiswa Riau Tahun 2014
Syarat-syarat beasiswa Gubernur Riau :
1. Surat Permohonan Beasiswa kepada Gubernur Riau
2. Foto copy Kartu Mahasiswa
3. Foto copy KTP yang dilegalisir
4. Foto copy Kartu Keluarga + KTP orang tua yang dilegalisir
5. Surat Keterangan Aktif Kuliah Asli
6. Surat Keterangan Tidak sedang menerima Bea Siswa dari Instansi lain
7. Kartu Hasil Studi/ Transkip Nilai yang dilegalisir oleh Dekan Fakultas
8. Surat Tidak Berstatus PNS dari lurah
9. Pas photo ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar
10. Slip rincian SPP dari Bank tempat pembayaran
11. Surat Pernyataan tidak akan menuntut hasil verifikasi dari tim seleksi Bea Siswa pendidikan Kabupaten Kampar
12. Foto copy akte ke
lahiran
13.Surat Kelakuan Baik dari Fakultas

penggaran Persediaan



 

Tugas kelompok                                                             Dosen Pembimbing
Penganggaran perusahaan                            Febri Rahmi, Se,MM. Ak

PENGANGGARAN PERSEDIAAN
http://uinsuskariau.files.wordpress.com/2012/05/logouinsuskariaubaru1.jpg

OLEH
KELOMPOK 6
Widi Astuti (11173203340)
Safitri Handayani (11173201378 )
Sri mulyani (1173103323)

JURUSAN AKUNTANSI E/V
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2013

KATA PENGANTAR


Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa pula penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahmat sekalian alam. Seiring dengan itu, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai PENGANGGARAN PERSEDIAAN . Akan tetapi, Penulis menyadari banyak kekurangan dari makalah ini. Setiap kesalahan tidak akan luput dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan masukan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Pekanbaru, 26 September  2013

PENULIS


DAFTAR ISI


2.4. Tujuan anggaran...............................................................................................................................8

BAB I

PENDAHULUAN


Sedangkan pengertian anggaran menurut M. Nafarin anggaran adalah :“Anggaran (Budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”. (M. Nafarin, 2001:9)

Sebelum menyusun anggaran perusahaan harus menyusun rencana strategis. Rencana strategis itu disusun berdasarkan hasil analisis kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Rencana strategis pada umumnya berjangka 5 tahun, 10 tahun atau lebih. Rencana strategis diterjemahkan dalam tujuan jangka panjang kemudian diterjemahkan dalam tujuan jangka pendek. Dan tujuan jangka pendek itu disusun rencana jangka pendek yang kemudian dijabarkan dalam bentuk anggaran jangka pendek. ”Dengan adanya anggaran akan Terdapat perencanaan terpadu, Terdapatnya pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan, Terdapat alat koordinasi dalam perusahaan, Terdapat alat pengawas yang baik, serta akan Terdapatnya alat evaluasi kegiatan perusahaan”. (Winardi 2003:8)

Dalam kriteria perusahaan terdapat tiga jenis perusahaan yaitu perusahaan dagang, perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa. Untuk perusahaan jasa produknya tidak dapat diliat secara kasat mata tetapi dapat dirasakan sedangkan untuk perusahaan dagang dan manufaktur walaupun berbeda usahanya tetapi memiliki produk yang dapat dilihat oleh mata dan dapat pula dirasakan, hanya saja untuk perusahaan manufaktur memiliki proses produksi yang lebih lengkap dalam mengelola bahan mentah menjadi produk siap untuk dijual (produk jadi). Baik perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan maupun manufaktur berusaha memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya seefektif dan seefisien mungkin, sumber daya tersebut diantaranya adalah persediaan.[1]

Persediaan perusahaan dagang berbeda dengan persediaan perusahaan manufaktur. Pada perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu jenis saja yaitu persediaan barang dagang, yang tanpa proses lebih lanjut namun barang tersebut langsung dijual ke konsumen sedangkan pada perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari tiga jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.

Persediaan adalah satu syarat pokok yang harus dipenuhi dan dimiliki oleh suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan karena yang diperjual-belikan adalah persediaan dan keuntungan yang diperoleh berdasarkan selisih harga pokok penjualan dengan harga jual. Pada laporan keuangan perusahaan dagang persediaan adalah salah satu aktiva lancar yang mempunyai nilai investasi terbesar yang informasinya sangat diperlukan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan persediaan dan sebagai objek penelitian akan dilakukan pada perusahaan dagang.
Makalah ini kami akan membahas mengenai  :
·         Defenisi anggaran perusahaan dan anggaran persediaan
·         Karakteristik/jenis anggaran persediaan
·         Tujuan anggaran persediaan
·         Metode perhitungan anggaran persediaan
·         Contoh anggaran persediaan
·         Kelemahan dan kelebihan anggaran persediaan


Makalah ini bertujuan agar pembaca lebih membahami
·            ”Dengan adanya anggaran persediaan segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan utama, Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai, Dapat memotivasi pegawai, Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai, Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu, dan sebagai Sumber dana seperti tenaga kerja, peralatan, Memprediksi transaksi dan kejadian finansial serta non finansial di masa yang akan    datang
·            Mengembangkan informasi yang akurat dan bermakna bagi penerima anggaran dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin”. (M. Nafarin 2004:15)




BAB II

PEMBAHASAN


2.1   Pengertian Anggaran
Anggaran perusahaan atau sering dikenal dengan budget memiliki pengertian yang beraneka ragam, namun masing-masing pengertian tersebut memiliki inti pengertian yang sama. Anggaran adalah suatu rencana rinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukan sumber-sumber yang akan diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu, umumnya satu periode atau satu tahun. “kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan”.(Suad Husnan & Enny Pudjiastuti 2002:111)

Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang. Pada perusahaan manufactur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yaitu persediaan material, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi yang mana tidak dimiliki oleh perusahaan dagang. Sedangkan dalam laporan ini akan membahas lebih detail tentang penganggaran persediaan untuk perusahaan dagang.  Arti dari persediaan barang dagang itu sendiri adalah persediaan yang langsung dijual kepada konsumen tanpa proses lebih lanjut( Bambang Riyanto (2001;96)

Sebagai contoh diangkatlah kasus dari PT Mutiara Tiga Berlian yang merupakan distributor mesin penyambung pipa (Welding machine) dan aksesoris. Untuk mendapatkan persediaan barang dagangnya yakni mesin penyambung pipa dan aksesoris ini, perusahaan harus mengimpor dari China sehingga membutuhkan proses, waktu dan biaya yang harus dipertimbangkan (dianggarkan) untuk kelancaran proses usaha perusahaan dan tercapainya tujuan perusahaan itu sendiri

1.     Perencanaan Barang Dagang (BD)

Barang dagang adalah bahan utama atau persediaan barang siap dijual dari suatu produk
Formula dalam menyusun barang dagang

Persediaan awal                                           : xxx

Pembelian barang dagang                            : xxx    +                                 

Persediaan akhir / Barang siap dijual           : xxx

2.     Penyusunan Anggaran Barang Dagang

1.      Anggaran Kebutuhan Barang dagang
Anggaran Kebutuhan Barang dagang disusun untuk merencanakan jumlah fisik barang dagang yang diperlukan.

Secara terperinci pada anggaran ini harus dicantumkan :
a.    Jenis barang yang akan dijual
b.    Spesifikasi barang yang akan dijual
c.    Proses dalam mengadakan barang dagang
d.    Standar barang dagang
e.    Waktu penggunaan barang dagang 

2.            Anggaran Pembelian Barang dagang
Anggaran yang disusun sebagai perencanaan jumlah barang dagang yang harus dibeli pada satu periode.

Rencana Persediaan Barang dagang
Faktor-faktor yang menentukan rencana persediaan barang dagang(Bambang Riyanto 2001 : 93)
1)    Anggaran kuantitas barang dagang
Semakin besar penjualan yang dianggarkan, semakin besar barang dagang yang disediakan, semakin kecil penjualan semakin kecil barang dagang yang disediakan.
2)    Harga beli bahan baku
P(BB) ~ semakin tinggi harga, semakin rendah persediaan barang dagang yang direncanakan
P(BB)~semakin rendah bahan baku yang dibeli, semakin tinggi persediaan barang dagang yang direncanakan.
3)    Biaya penyimpanan bahan baku digudang dalam hubunganannya dengan biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat kehabisan persediaan.
4)    Ketepatan pembuatan standar pembelian barang dagang.
5)    Ketepatan Vendor dalam menyerahkan barang dagang
6)    Jumlah bahan baku tiap kali pemesanan.

3.     EOQ (Economical Order Quality)

(Jumlah kuantitas barang yang dapat diproses dengan biaya yang minimal / ekonomis)

EOQ à Harus mempertimbangkan 2 jenis biaya

1.    Biaya Pemesanan
Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan barang dagang, biaya ini berubah-ubah (berfluktuasi) sesuai dengan frekuensi pemesanan. Sedangkan tinggi frekunsi pemesanan semakin tinggi pula biaya biaya pemesanannya.begitu pula sebaliknya.
1)    Biaya persiapan pemesanan
2)    Biaya administrasi
3)    Biaya pengiriman pesananan
4)    Biaya mencocokkan pesanan yang masuk

2.    Biaya Penyimpanan
Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan barang dagang yang telah dibeli. Biaya ini berfluktuasi sesuai dengan jumlah barang dagang yang disimpan
1)    Biaya pemeliharaan
2)    Biaya asuransi
3)    Biaya perbaikan kerusakan 

Rumus :
EOQ =                    
F                   : Biaya tetap
S                   : Penjualan tahunan
P                   : Harga beli per unit
C                  : Biaya penyimpanan (%)

Diketahui :  
1.    Barang dagang / tahun              : 364 unit
2.    Harga beli / unit                                    : Rp. 16,000,000
3.    Biaya tetap                                            : Rp. 7,280,000
4.    Biaya penyimpanan                   : 40%

EOQ             =         

         =                =   828  unit

Berapa kali pesanan dalam setahun agar mendapat nilai paling ekonomis?

1). Jika pemesanan 182 unit dilakukan 2x

2 x pesanan (182 unit)

Nilai rata-rata persediaan     : 182 unit x 16,000,000           = Rp.   1,465,000,000
                                                         2
                                
Biaya persediaan                  : 40 % x 1,465,000,000           = Rp.      586,000,000

Biaya pesanan                      : 2 x Rp. 7,280,000                 = Rp.        14,500,000

Biaya barang dagang/tahun: 364 unit x 16,000,000            = Rp.   5,824,000,000 +

                                             Jumlah biaya / thn                   = Rp.  6,424,500,000


2). Jika pemesanan 91 unit dilakukan 4x

4 x Pesanan (91 unit)




Nilai rata-rata persediaan     : 91 unit x 16,000,000 = Rp.      728,000,000
                                                                     2
                                                        

Biaya penyimpanan              : 40% x 728,000,000   = Rp.      291,200,000

Biaya pesanan                      : 4 x Rp. 7,280,000                 = Rp.        29,120,000

Biaya barang dagang/ tahun: 364 unit x 16,000,000           = Rp.  5,824,000,000 +

                                              Jumlah biaya / thn                     Rp.   6,144,320,000


3). Jika pemesanan 52 unit dilakukan 7x

7 x Pesanan (52 unit)

Nilai rata-rata persediaan     : 52 unit x 16,000,000 = Rp.      832,000,000
                                                         2
                                                        

Biaya penyimpanan              : 40% x 832,000,000   = Rp.      332,800,000

Biaya pesanan                      : 7 x  7,280,000                       = Rp.        50,960,000

Biaya barang dagang /tahun: 364 unit x 16,000,000           = Rp.   5,824,000,000 +

                                             Jumlah biaya / thn                      Rp.   6,207,760,000

2x pemesanan
4x pemesanan
7x pemesanan
Rp 6,424,500,000
Rp 6,144,320,000
Rp 6,207,760,000

1.               Anggaran mengestimasi potensi laba satuan bisnis
2.               Anggaran dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter dapat saja ditunjang oleh jumlah non moneter (missalnya, unit yang dijual atau diproduksi).
3.               Mencakup periode satu tahun.
4.               Anggaran merupakan komitmen manajemen; manajer sepakat untuk mengemban tanggung jawab atas pencapaian tujuan yang dianggarkan.
5.               Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh otoritas yang lebih tinggi ketimbang oleh pihak yang menganggarkan (budgetee).
6.               Begitu disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi yang ditetapkan.
7.               Secara berkala, kinerja finansial sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

2.3 Fungsi persediaan

1.    Menghilangkan pengaruh ketidakpastian
Untuk menghadapi ketidakpastian sistem maka sistem persediaan ditetapkan persediaan darurat yang dinamakan safety stock. Apabila permintaan telah diketahui maka persediaan barang dalam proses dan barang jadi akan disesuaiakan denan permintaan, dalam hal ini tidak perlu ada persediaan dan apabila ada gejolak permintaan akan diteruskan kebagian produksi dan bagian produksi akan berusaha mengatasi gejolak permintaan.

2.    Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
3.    Untuk mangantisipasi perubahan pada demand dan supply
Persediaan disiapkan untuk menghadapi beberapa kondisi yang menunjukkan perubahan demand dan supply
1)    Bila ada perkiraan perubahan harga dan persediaan bahan baku
2)    Sebagai persiapan menghadapi promosipasar dimana sejumlah besar barang jadi disimpan menunggu penjualan tertentu.

2.4   Tujuan Anggaran
Menurut M. Nafarin dalam bukunya yang berjudul ”Penganggaran Perusahaan”, Tujuan penyusunan anggaran persediaan antara lain antara lain:

         ” 1. secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang  Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana
2.                        Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan yang digunakan
3.                        Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan dana sehingga dapat mempermudah pengawasan
4.                        Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal
5.                        Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat
6.                        Untuk

2.5.  Metode penilaian persediaan
A. Metode fifo (first in first out)
Yakni barang yang masuk (dibeli) lebih awal, dianggap dikeluarkan (diproses) lebih awal pula.
Pemakaian metode pertama masuk-pertama keluar, didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali masuk ke gudang bahan, atau harga perolehan bahan per satuan yang pertama kali masuk ke gudangbahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan per satuan bahan yang dipakai pertama kali, disusul harga perolehan  per satuan yang masuk berikutnya.
Metode ini dimaksudkan untuk menentukan aliran harga perolehan bahan dan tidak harus sesuai dengan aliran phisik bahan, karena aliran phisik bahan akan mempertimbangkan keadaan kondisi phisik bahan yang harus segera dipakai.
2.5.1 Contoh perhitungan Fifo
Contoh :
PT. Bumi Damai dalam bulan Januari 2005 sebagai berikut :
Persediaan tanggal 1 Januari 2005 = 200 kg @ Rp 100,-
Pembelian
Tanggal
Jumlah (kg)
Harga per  kg
12 Januari
26 Januari
31 Januari
400
500
100
Rp 120
Rp 90
Rp 110

Pemakaian :
Tanggal
Jumlah (kg)
Dari pembelian
16 Januari 2005

28 Januari 2005
500

300
Tahun lalu = 100 kg
Tanggal 12 Januari = 400
Tahun lalu = 100 kg
Tanggal 26 Januari = 200 kg

Metode persediaan phisik :
Persediaan awal Januari 2005 = 200 kg x Rp 100               = Rp 20.000
Pembelian bahan :
Tanggal 12/1/2005 = 400 x Rp 120             = Rp 48.000
Tanggal 26/1/2005 = 500 x Rp 90   = Rp 45.000
Tanggal 31/1/2005 = 100 x Rp 110             = Rp 11.000
Pembelian kotor                                              Rp 104.000 
Pengembalian pembelian = 100 x Rp 90      =  Rp    9.000
Pembelian bersih sebanyak 900 kg                                      = Rp   95.000
Harga perolehan bahan siap dipakai 1.100 kg                     = Rp 115.000                                
Persediaan bahan per 31 Januari 2005 (akhir)
100 x Rp 110 = Rp 11.000
250 x Rp 90 = Rp 22.500
                                                                                             = (Rp33.500)
Harga perolehan bahan yang dipakai                                   = Rp 81.500



B. Metode Lifo (last in first out)
Yakni barang yang masuk (dibeli) lebih akhir, dianggap dikeluarkan (diproses) lebih awal.
Metode ini mendasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan per satuan bahan dari yang terakhir masuk, disusul dengan harga perolehan bahan per satuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya.
Pada metode ini, aliran harga perolehan juga tidak harus mempertimbangkan keadaan (kondisi) phisik dari persediaan.

Contoh :
Dari data persediaan pada PT. Damai, apabila menggunakan metode LIFO, adalah sebagai berikut :
Metode persediaan phisik
Persediaan per 1 Januari 2005 (awal) = 200 kg x Rp 100    = Rp 20.000
anggal 12/1/2005      = 400 kg x Rp 120  = Rp 48.000
Tanggal 26/1/2005   = 500 kg x Rp  90  = Rp 45.000
Tanggal 31/1/2005   = 100 kg x Rp 110   = Rp 11.000
                                                          1.000 kg                     Rp 104.000
Pengembalian
pembelian                          = 100 kg x Rp  90   = (Rp   9.000)
Pembelian bersih               = 900 kg          =                Rp   95.000
Harga perolehan bahan siap pakai sebanyak 1.100 kg                      = Rp 115.000
Persediaan bahan per 31 Januari 2005 (akhir) =
200 x Rp 100  = Rp 20.000
150 x Rp 120  = Rp 18.000
                                                                                                            Rp 38.000
Harga perolehan bahan baku yang dipakai 750 kg               =  Rp 77.000


C. mtode rata-rata bergerak (moving average)
Yakni barang yang dikeluarkan (diproses) dinilai berdasarkan rata-rata dari harga beli yang pernah dilakukan (terjadi).
Metode ini, didasarkan pada anggapan bahan yang dikonsumsikan dibebani dengan harga pokok per satuan bahan rata-rata. Pada metode ini, aliran harga perolehan juga tidak harus sesuai dengan aliran phisik bahan, karena aliran phisik harus mempertimbangkan keadaan (kondisi) phisik dari persediaan.

Contoh :
Dari data PT. Damai
Persediaan bahan per 1 Januari 2005  = 200 kg  x  Rp 100                = Rp 20.000
Pembelian bahan 12/1/2005         = 400 kg  x  Rp 120           = Rp 48.000
Pembelian bahan 26/1/2005         = 500 kg  x  Rp  90            = Rp 45.000
Pembelian bahan 26/1/2005         = 100 kg  x  Rp 110           = Rp 45.000
Pembelian bahan 26/1/2005         = (100 kg) x Rp  90            = (Rp 9.000)
                                                                 1.100 kg a*) Rp 104,545 = Rp 115.000
Persediaan bahan per 31 Januari 2005 = 350 kg x Rp104,545     = Rp   36.591
harga perolehan bahan yang dipakai              = 750 kg  x  Rp 104,545   = Rp 78.409
*) = Rp 115.000  :  1.100 kg  =  Rp 104,545

6.1 Keterbatasan Penganggaran  
·               Dalam banyak kejadian, anggaran cenderung terlalu menyederhanakan fakta situasi   nyata di lapangan
·               Terlampau menekankan hasil ( Yi : laba bersih sesung- guhnya dibandingkan dg jumlah laba yang dianggar kan), namun bukan pada sebab musababnya.
·               Tema partisipatif pada anggaran menuntut dukungan penuh dan keterlibatan manjemen.
·               Dapat menggerogoti inisiatif manajemen dengan meng halangi perkembangan dan tindakan baru yang tidak tercakup dalam anggaran.
·               Proses penganggaran bukanlah ilmu murni dan pertimbangan yang baik memainkan peran esensial.




2.1   Jenis-jenis persediaan

Persediaan pada setiap perusahaan berbeda dengan kegiatan bisnisnya. Persediaan diklasifikasikan sebagai berikut:
1.    Persediaan barang dagang
Barang yang ada digudang dibeli oleh pengecer atau perusahaan dagang untuk dijual kembali. Barang yang diperoleh untuk dijual kembali diperoleh secara fisik tidak diubah kembali, barang tersebut tetap dalam bentuk yang yang telah jadi ketika meninggalkan pabrik pembuatnya.

Dalam beberapa hal dapat terjadi beberapa komponen yang dibeli untuk kemudian dirakit menjadi barang jadi. Misalnya, sepeda yang dirakit dari kerangka, roda gir dan sebagainya serta dijual oleh pengecer sepeda adalah salah satu contoh.

2.    Persediaan manufaktur
1)    Persediaan bahan baku
Barang berwujud yang dibeli atau diperoleh dengan cara lain (misalnya dengan menambang) dan disimpan untuk penggunaan langsung dalam membuat barang untuk dijual kembali. Bagian dari suku cadang yang diproduksi sebelum digunakan kadang-kadang diklasifikasikan sebagai persediaan komponen suku cadang.

2)    Persediaan barang dalam proses
Barang yang membutuhkan proses lebih lanjut sebelum penyelesaian .

3)    Barang jadi
Barang yang sudah selesai diproses dan siap untuk dijual.

3.    Persediaan rupa-rupa
Barang seperti perlengkapan kantor kebersihan dan pengiriman, persediaan ini biasanya dicatat sebagai beban penjualan umum.



BAB III

PENUTUP



1.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1)    Anggaran adalah suatu rencana rinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukan sumber-sumber yang akan diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu, umumnya satu periode atau satu tahun.
2)    Persediaan barang dagang merupakan elemen penting bagi perusahaan dagang, contoh kasus PT Mutiara Tiga Berlian.
3)    Berdasarkan hasil perhitungan penganggaran pembelian persediaan barang dagang mesin penyambung pipa, untuk memperoleh efisiensi dan efektivitas maka perusahaan PT Mutiara Tiga Berlian harus melakukan pemesanan 4x dengan kuantitas 91 unit.
 2.    Persediaan
Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual.
Persediaan adalah aset:
1)    Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
2)    Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau,
3)    Dalam bentuk bahan atau perlengkapanuntuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
2.    Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran dan solusi yang dapat diberikan antara lain :
1)    PT Mutiara Tiga Berlian merupakan importir sekaligus menjadi distributor atas mesin penyambung pipa dan aksesoris, maka dalam proses pembelian persediaan diperlukan anggaran perusahaan yang tepat guna mengurangi resiko kerugian atau perubahan nilai tukar rupiah.
2)    Jika dilihat dari jenis produk, perusahaan akan membutuhkan banyak ruang untuk menyimpan barang dagang tersebut dan juga biaya ekstra untuk biaya penyimpanan.

“Analisis rasio merupakan analisis yang dapat menyingkap hubungan dan sekaligus dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri” (Dwi Prastowo & Rifka Juliaty, 2002:80)

DAFTAR PUSTAKA


http/www/anggaranpersediaan.com           
M. Nafarin 2004:15
Winardi 2003:8
Suad Husnan & Enny Pudjiastuti 2002:111